Bangga! BINUS International Menangkan Upcycling Design Challenge Award

    Bangga! BINUS International Menangkan Upcycling Design Challenge Award
    dok. BINUS

    MAKASSAR - Ide fashion seolah tiada habisnya untuk terus digali dan diciptakan, terutama dalam hal pakaian. Sekarang ini, fashion pakaian dengan bahan daur ulang yang dibuat dengan bahan-bahan kain sisa tengah menjadi tren untuk dipamerkan.

    Produk pakaian daur ulang merupakan produk benda pakai yang bernilai estetik dan milenial serta memiliki nilai jual.

    Pada sebuah acara pameran, fashion show hingga penghargaan tertentu, produk pakaian daur ulang seringkali digunakan karena memerlukan kreatifitas yang tinggi, salah satunya adalah di ajang University Upcycling Design Challenge Award yang baru-baru ini diselenggarakan.

    Program studi Fashion Design dari BINUS International berhasil memenangkan juara pertama dalam ajang University Upcycling Design Challenge Award yang berlangsung dari bulan September 2022 hingga Maret 2023 secara daring. 

    Salah satu tim mahasiswa yang mewakili BINUS International, terdiri dari Stephanie Widjaja dan Yoshella Febesilalahi. Mereka menciptakan pakaian olahraga yang terbuat dari bahan kain sisa dengan warna-warna cerah.

    Mengenal Upcycling Design Challenge Award

    Diadakan dengan kerja sama antara PT Hollit International, BINUS University, Institut Teknologi Bandung, Esmod, dan Universitas Maranatha, ajang Upcycling Design Challenge Award ini menghadirkan seminar dan workshop online tentang dampak industri fashion pada lingkungan dan cara mengatasinya.

    “Kami memulai ajang award ini sekitar tiga tahun yang lalu untuk meningkatkan awareness tentang limbah tekstil. Metode desain kita sekarang menghasilkan banyak limbah dalam proses pemotongan dan perancangan, ” ujar Farina Shabun, Head of Sustainability PT Hollit International, ketika ditanya tentang tujuan diadakannya Upcycling Design Challenge Award.

    Di samping webinar dan lokakarya, mata acara lainnya yang sangat dinanti-nantikan dari Upcycling Design Challenge Award adalah kompetisi perancangan busana dari bahan daur ulang.

    Semua tim partisipan yang terdiri dari mahasiswa jurusan fashion design menerima sisa kain bekas serta deadstock (PVD).

    Mereka hanya bisa menggunakan bahan yang disediakan untuk membuat pakaian bertema “Sustainability: Change by Design”. 

    Tiga tim pemenang memperoleh total hadiah Rp10 juta. Lalu, mereka berkesempatan menampilkan karya mereka saat pameran dan pelelangan busana yang diadakan di Dialogue, Jakarta Selatan, pada 18 Maret 2023.

    Hasil penjualan dari pelelangan tersebut didonasikan kepada penggalangan dana untuk pelestarian lingkungan.

    “Kami sangat kagum dengan desain yang kreatif, indah, dan smart dari mahasiswa BINUS University. Setelah lulus, semoga mereka bisa menerapkan ilmu ini untuk mendorong proses desain yang eco-friendly dan mengurangi polusi di lingkungan kita, ” tukas Shabun.

    Menghadirkan Activewear dari Bahan Kain Sisa

    Di awal kompetisi, terdapat sepuluh tim yang mewakili BINUS International Fashion Design dalam ajang Upcycling Design Challenge Award.

    Setelah menjalani proses seleksi lebih lanjut, hanya ada lima tim yang terpilih untuk berkompetisi pada babak final lomba tata busana tersebut.

    Salah satu tim perwakilan BINUS, yaitu Stephanie Widjaja dan Yoshella Febesilalahi, berhasil mengharumkan nama kampus mereka dengan meraih juara pertama.

    “Tentunya kita enggak nyangka banget, terus kita happy banget bisa berkompetisi. Apalagi, ini lomba di luar universitas, ya. Ini kesempatan yang sangat jarang buat kita dapetin dan juga buat nambah pengalaman, ” ungkap Stephanie dan Yoshella tentang kemenangan mereka.

    Mereka berdua mempersembahkan brand Zip Zap yang mengunggulkan sustainability dan kenyamanan. Konsep utamanya adalah menonjolkan fleksibilitas dalam bergerak dengan memadukan material deadstock dan gaya sporty.

    Warna-warna cerah juga digunakan untuk menghadirkan kesan positif, bersemangat, dan sangat merangkul kalangan muda-mudi yang aktif.

    “Kalau motivasi, sih, kita sudah melihat pengalaman beberapa kakak kelas kita, ya. Terus, kita menilai itu sangat keren, jadi kita juga pengen explore. Apalagi ini juga lumayan untuk membuka jalan (karier). Kita diarahkan kampus untuk mengembangkan kreatifitas kita sendiri dengan mengolah material yang terbatas, ” terang Stephanie serta Yoshella tentang apa yang mendorong mereka untuk mengirimkan karya ke ajang Upcycling Design Challenge Award.

    Melalui Zip Zap, Stephanie dan Yoshella menunjukkan berbagai set pakaian olahraga dengan rincian berikut : jaket hoodie yang ringan serta tahan cuaca, celana multifungsi dengan banyak tempat penyimpanan, serta baju berlengan panjang yang melindungi kulit pemakainya dari paparan sinar matahari.

    “Karena kita dapat bahan dan harus menyesuaikan dengan tren yang ada, kita terinspirasi dari camping wear. Kita mengkombinasikan sports dengan camping yang memiliki banyak fungsi. Makanya kita membuat pakaian yang bisa dipakai sehari-hari dari warna tenda. Jadi, lebih condong ke activewear, ” ucap Stephanie dan Yoshella saat ditanya tentang inspirasi desain mereka.

    Kontribusi Kemenangan untuk Visi Misi BINUS International Fashion Design

    Kemenangan tim Stephanie dan Yoshella pada kompetisi Upcycling Design Challenge Award mampu mengukuhkan kualitas global experience dan pendidikan yang ditawarkan oleh program double degree BINUS International.

    Salah satu keunggulan utama dari BINUS International Fashion Design adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana dari Indonesia sekaligus partner university di luar negeri.

    “Kemenangan BINUS International di proyek ini sangatlah berpengaruh dan menjadi tolak ukur yang sukses untuk kami mewujudkan visi misi program Fashion Design, ” komentar Ibu Ratna Dewi Paramita, MA selaku Head of Fashion Program. 

    Kemudian, beliau juga menerangkan keterkaitan partisipasi lomba ini dengan isu terkini bidang fashion, “Karena sustainable fashion dan empowering society itu merupakan issue yang sangat penting. Dan tujuan kita untuk membekali para mahasiswa setelah lulus, mereka bisa menjadi desainer yang responsible, lebih aware akan situasi dan keadaan dunia fashion di masa yang akan datang.” 

    Tidak hanya paparan langsung terhadap tren busana global yang dinamis, mahasiswa BINUS International juga akan memperoleh peluang untuk menerapkan pengetahuan teori mereka secara nyata.

    Salah satu perwujudan dari program tersebut adalah bagaimana BINUS International mampu mendukung tim mahasiswa yang mengikuti ajang Upcycling Design Challenge Award.

    “Dari semester lalu, kita sudah include proyek ini ke dalam mata kuliah Sustainable Fashion. Kita lihat progress mahasiswa week by week, dan setelah final juga masih ada revisi. Kemudian, tim Marcomm dan para staf juga banyak membantu untuk photoshoot. Karena kita mendapatkan juara satu tahun ini, yang pasti semua (pihak terkait) luar biasa senang. Apalagi, kita melawan tiga universitas lainnya, ” jawab Ibu Ratna di akhir wawancara. 

    Dari lima tim yang berhasil lolos ke babak final dan berkompetisi dengan tiga universitas lainnya, tim Stephanie Widjaja dan Yoshella Febesilalahi dari BINUS International Fashion Design berhasil memenangkan juara pertama pada ajang Upcycling Design Challenge Award.

    Konsep desain mereka adalah Zip Zap, brand pakaian olahraga dari bahan kain sisa yang membawa kesan segar, positif, energetik, dan fleksibel untuk kaum muda.

    Kemenangan yang membanggakan ini merupakan kontribusi besar bagi terwujudnya visi misi double degree BINUS International Fashion Design dan posisi BINUS sebagai perguruan tinggi swasta terbaik dengan global experience.

    binus international upcycling design challenge award
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    Alumni Angkatan 96 SMANSA Makassar Gelar...

    Artikel Berikutnya

    Wakil Walikota dan Ketua TP PKK Makassar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Polres Maros Amankan Kampanye Calon Gubernur Sulsel dan Calon Bupati Maros di Mandai
    Dukungan Masyarakat Desa Palakka untuk Paslon 03 Andi Ina-Abustan Kian Solid
    Lulus S3 1,5 Tahun: Siapa Bilang Pendidikan Harus Lambat?

    Tags